FOCUS GROUP DISCUSSION MENYONGSONG PEMILIHAN GUBERNUR JAWA TENGAH TAHUN 2018

Bertempat di Hotel Grand Wahid, Jln. Soedirman 2, Salatiga, KPU Kota Salatiga menyelenggarakan kegiatan FGD (Focus Group Discussion) dua hari berturut-turut, Senin 26 dan Selasa 27 Februari 2018.
Kegiatan yang merupakan salah satu agenda sosialisasi ini untuk memperoleh masukan dari berbagai unsur yang ada di Kota Salatiga.
Hadir dalam kegiatan hari pertama, 30 peserta yang berasal dari para pengurus OSIS SLTA Salatiga, perwakilan Organisasi Kepemudaan dan Kemahasiswaan serta kaum Difable se Kota Salatiga.
Pada hari pertama yang dikhususkan untuk pemilih pemula dan pemilih muda, kegiatan dibuka oleh Putnawati, Ketua KPU Kota Salatiga. Disampaikan oleh Putnawati, KPU memiliki harapan besar dengan partisipasi anak muda pada pemilihan umum, karena anak muda merupakan garda terdepan pada perkembangan demokrasi di Indonesia. Sebagai pendidikan politik, FGD untuk generasi muda bertujuan menggali ide- ide cerdas anak muda, untuk pemilu yang lebih baik.
Materi tahapan dan sejarah Pemilu di Indonesia disampaikan oleh Divisi SDM dan Parmas, Sujit Mudjirno dan Divisi Teknis, Dayusman Junus.
Kemudian peserta dibagi dalam dua kelompok diskusi untuk membahas masalah-masalah bertema pemilih cerdas, konflik dalam kampanye dan permasalah dalam daftar pemilih.
Pada sesi terakhir, masing-masing juru bicara kelompok memaparkan hasil diskusi serta memberikan masukan kepada forum untuk mendapat tanggapan dari kelompok yang lain.
Hasil diskusi hari pertama :
Pemilih Cerdas adalah pemilih yang tidak apatis, mengetahui profil dan latar belakang calon yang dipilih, mengetahui visi dan misi calon, mengetahui teknis pemilihan yang sesuai dengan ketentuan, mengajak orang lain untuk menolak money politic; dan tidak mudah terpengaruh isu SARA.
Untuk Mengurangi Potensi Konflik perlu ada gerakan menolak hoax , menolak Money politic dan mencegah ujaran kebencian serta intoleransi. Kepada penyelenggara diharapkan adanya transparansi dalam setiap tahapan serta dilakukan digitalisasi informasi.
Pada hari kedua, hadir para tokoh masyarakat dan tokoh agama. Hadir 30 peserta, yang meliputi perwakilan Wanita Katholik, Paguyuban Petani Qoriyah Thoyibah, Persatuan Istri Polisi Bhayangkari, Persatuan Istri Tentara Kartikacandrakirana, Ketua Badan Koordinasi Gereja Salatiga, Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI) Salatiga, Organisasi Wanita Aisyiyah, Parisada Hindu Dharma Indonesia, Koalisi Perempuan Indonesia, Organisasi Wanita Muslimat, Gereja Katholik Salatiga, Dewan Kesenian Salatiga, PKK Kota Salatiga dan lain-lain.
Di hari kedua, materi tahapan dan sejarah pemilu disampaikan oleh Divisi Perencanaan dan Data, Syaemuri dan Divisi Teknis, Dayusman Junus.
Setelah paparan oleh kedua narasumber, kegiatan dilanjutkan dengan pembagian kelompok diskusi untuk membahas dan memberikan masukan dengan berpijak pada tema pemilih cerdas, kemungkinan konflik dalam kampanye dan agar daftar pemilih tidak menimbulkan permasalahan.
Pada akhir sesi, perwakilan dari masing-masing kelompok memaparkan hasil diskusinya untuk mendapat masukan atau tanggapan dari kelompok lain.
Kesimpulan hasil diskusi hari kedua antara lain menjadikan generasi berakhlak, bermoral dan berintegritas tinggi, perlu adanya informasi yang bijak, baik, dan mendidik, berani bersama-sama melawan money politik dan kampanye hitam serta benar-benar menggunakan hak pilihnya.
Baik pada peserta pada hari pertama maupun hari kedua, pada akhir kegiatan, KPU Kota Salatiga menyampaikan kesediaan lembaga tersebut untuk memberikan sosialisasi kepada komunitas mereka. Untuk itu para peserta diminta memberikan kesediaan tempat dan waktunya.